Tak terbendung oleh waktu, kisah Ramayana yang ditulis Walmiki sudah dua puluh empat abad menjadi dongeng yang tak pernah membosankan untuk disimak. Kisah ini telah mengilhami para pujangga untuk menyalin serta menyadurnya dalam cerita yang terus memikat sepanjang zaman. Sejarah telah berbicara bahwa kisah Ramayana hingga kini terekam dalam bentuk pewayangan, lukisan, film, hingga pahatan di candi-candi nan megah. Kini saatnya Anda menyaksikan suguhan cerita epos ini dalam bentuk ragam kesenian Jawa yang dipentaskan di Yogyakarta, di Candi Prambanan, atau juga di Surakarta.
Inilah sebuah pementasan cantik dan
megah yang menyatukan ragam kesenian Jawa berupa tari, drama, dan musik
dalam satu panggung. Menikmati pertunjukannya ibarat diajak pada
visualisasi mengagumkan dari epos legendaris “Ramayana” karya
Walmiki yang ditulis dalam bahasa Sanskerta. Menikmati ceritanya dalam
rangkaian gerak tari khas Jawa diiringi musik gamelan menjadi sebuah hal
yang berkesan. Sendratari Ramayana Prambanan sudah ditonton tokoh
nasional maupun internasional dari berbagai negara.
Untuk menikmati pementasan indah ini
maka memahami ceritanya akan membawa Anda lebih menikmati penggalan
babak demi babaknya. Di dalamnya tidak ada dialog yang terucap dari
penarinya, hanya tembang lagu-lagu dalam bahasa Jawa yang terdengar dari
sinden untuk menggambarkan jalannya cerita. Selain itu, ada pula
atraksi permainan bola api dan kelincahan penari berakrobat dalam
beberapa adegan yang menegangkan. Gerak penarinya sangat memukau dengan
kelincahan sekaligus gemulai bak penari balet. Tata panggung dan cahaya
yang indah juga akan melarutkan Anda pada suasana pementasan sendratari
ini. Ceritanya yang menarik dan panjang tersebut dirangkum dalam empat
babak, yaitu: penculikan Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian
Rahwana, dan pertemuan kembali antara Rama dan Sinta.
Perlu diketahui bahwa kisah Ramayana
sendiri terpahat pada Candi Prambanan yang bercorak Hindu mirip dengan
cerita aslinya dalam tradisi lisan di India. Ramayana berasal dari kata ‘rama’ dan ‘ayana’ yang artinya ‘Perjalanan Rama’,
yaitu cerita epos dari India yang digubah oleh Walmiki (Valmiki).
Ramayana telah dikenal sebagai cerita Hindu terkenal di dunia selain
Mahabharata. Di Nusantara terutama di Pulau Jawa dan Bali,
kisah Ramayana mengalami gubahan dalam khazanah sastra Jawa dengan
bahasa Jawa Baru. Wiracarita Ramayana telah diangkat ke dalam budaya
pewayangan, lukisan, maupun pahatan di beberapa negara di Asia Tenggara
seperti Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, dan Filipina.
Kisah epik Ramayana yang ditulis dua puluh empat abad yang lalu itu senantiasa memberikan pesan dan hikmah meski diejawantahkan dalam banyak versi kesenian dan pertunjukan. Nilai pelajaran yang terpenting adalah bentuk keteladanan tokoh utama (Rama, Sita, Maniken dan Satya) yang bisa dijadikan cermin dalam menjalani hidup ini. Tokoh tersebut memberikan gambaran sifat-sifat seorang raja, kesatria, saudara, dan istri yang baik.
Sendratari Ramayana sudah dipentaskan
selama 51 tahun sejak 28 Juli 1961. Digagas oleh Letjen TNI (purn) GPH
Djati Kusumo dengan mementaskannya di panggung terbuka sebelah selatan
Candi Prambanan. Saat itu tujuannya memang untuk menjadi sebuah daya
tarik bagi wisatawan dan Presiden Soekarno sendiri sangat ingin membawa
Ramayana Prambanan sebagai langkah dari seni budaya Indonesia yang
pentas ke dunia. Dari waktu ke waktu pementasan kolosal ini terus
diimprovisasi dan diperlengkapi lebih megah. Pada masa Presiden
Soeharto, tepatnya tahun 1989 diresmikan panggung utama di Candi
Prambanan untuk pementasannya dengan dilatari keindahan candi tercantik
di Indonesia tersebut.
Hingga saat ini Sendratari Ramayana
Prambanan telah meraih berabgai penghargaan dan terakhir tahun 2012
mendapatkan penghargaan Pacific Asia Travel Association (PATA) Gold
Awards mengalahkan 180 konstestan dari 79 negara untuk kategori
“Heritage”. Sebelumnya untuk kategori yang sama diperoleh tahun 1994 dan
2011. Hal ini membuktikan bahwa keinginan Presiden Soekarno untuk
membawa salah satu budaya Indonesia pada kancah yang lebih tinggi telah
terwujud, bahkan menjadi yang terbaik.
Apabila Anda ingin menyaksikan pementasan Sendratari Ramayana maka ada di dua tempat utama saat ini, yaitu di Yogyakarta dan di Candi prambanan. Pertama, di Yogyakarta digelar di Purawisata Yogyakarta, di Jalan Brigjen Katamso, sebelah timur Kraton Yogyakarta. Di tempat tersebut sendratari ini telah pentas setiap hari tanpa pernah absen selama 25 tahun. Tempat kedua, tentunya di Candi Prambanan
yang berdiam cerita Ramayana terpahat pada relief candinya. Anda dapat
memperoleh informasi jadwal dan tiket di Candi Prambanan dengan
mengunjungi laman: http://www.borobudurpark.com/.
Pilihan lain yang cukup menggembirakan adalah Sendratari Ramayana juga dipentaskan di Kota Solo
tepatnya di Taman Balekambang, Surakarta. Di tempat ini pementasan
berlangsung setiap malam bulan purnama dibawakan oleh kelompok Wayang
Orang Sriwedari. Hingga artikel ini ditulis, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Surakarta menggelar pementasan ini untuk umum dan gratis.
Tentunya juga bertujuan untuk menarik minat wisatawan agar datang ke
Surakarta.
Posting Komentar